Ruqyah Gangguan Jin Di Cirebon
Kisah ini bermula dari seorang bapak yang berasal dari Cirebon bernama Rahardjo ( 50 thn ) yang sering dimintai tolong oleh rekan rekannya jika ada yang sakit atau kesurupan dan menyebarlah berita tentang pak Rahardjo yang dianggap memiliki linuwih atau kelebihan, walaupun beliau tidak pernah membuka praktek “ pengobatan “ karena beliau juga adalah seorang karyawan swasta di perusahaan pengembang / perumahaan yang terkenal di negeri ini. Pak Rahardjo adalah seorang mualaf yang beristrikan seorang muslimah yang sangat berbahagia karena keislaman sang suami namun bertahun tahun, sang suami terlihat sebagai muslim tidak sebagaimana mestinya yaitu tidak menjalankan syariat sholat yang merupakan bagian dari rukun islam. Sejatinya hal inipun membuat sedih pak Rahardjo sendiri karena setelah Allah SWT memberi hidayah beliaupun ingin menjadi muslim yang baik dan menjalankan sholat, namun saat akan sholat beliau tidak sanggup menahan rasa sakit dan panas yang luar biasa yang mendera tubuh beliau dan sang istri menyarankan beliau untuk mencoba ruqyah syar’i karena selama ini belum pernah ada yang bisa menyembuhkan beliau bahkan beliau bercerita kepada kami seringkali beliau menyembuhkan orang yang kesurupan lalu jin di tubuh orang tersebut memohon maaf kepada beliau sembari mencium tangan beliau. Hingga takdir mempertemukan kami dengan pak Rahardjo yang datang ke klinik kami.
Setelah bercerita tentang hal di atas ruqyah pun dimulai dan lantunan ayat-ayat suci Al Quran terus dibacakan, singkat cerita ruqyahpun selesai dengan reaksi yang tidak se ekstrim yang terbayang di benak kami, akan tetapi kami masih merasakan ruqyah ini belum tuntas dan kami meminta nomor telepon beliau. Keesokkan hari kami sengaja menelepon beliau untuk memantau kondisi beliau. Dugaan kami ternyata tidak meleset, pasca ruqyah beliau merasakan panas hebat disekujur tubuhnya dan dengan sigap kami meminta beliau untuk datang kembali sore ini ke klinik kami dan beliau pun berjanji akan datang untuk menuntaskan semua “keluhan” ini.
Sore itu menjadi sejarah yang teristimewa bagi kami. Pak Rahardjo datang dengan wajah yang seperti menahan sakit. Kali ini kami meruqyah dengan singkat, karena kami akan membekam/hijamah beliau, dalam sebuah hadist bahwa syaithon mengalir bersama peredaran darah manusia, kemudian bekam pun dimulai dan tepat bersamaan kop terakhir menempel di tubuh, pak Rahardjo bangkit duduk sambil menangis dan seperti menahan sakit dan dengan bulu kuduk merinding kami ucapkan salam, Assalamualaikum dan tidak ada jawaban dari salam kami. Lalu kami bertanya “ siapa anda, bukan muslim?!” Dengan suara yang berubah menjadi sangat tua (seperti umur 90 tahun) pak Rahardjo menjawab “ Iya, saya nasrani, nama saya Mbah Mangun“. Dengan lembut kami berdialog agar beliau mau masuk kedalam agama islam dan alhamdulillah Allah Azza Wa Jalla memberikan hidayah kepada Mbah Mangun untuk menerima Islam dan ingin memperdalam agama Islam bersama Jin-jin muslim lainnya. Sejurus kemudian pak Rahardjo sadar dan setelah kami beri teh manis hangat kami bertanya “ siapa mbah mangun itu pak Rahardjo?” pak Rahardjo malah balik bertanya kami tahu darimana, kemudian pak Rahardjo menjelaskan bahwa mbah mangun adalah nama kakeknya yang meninggal di jepang di awal tahun perang dunia kedua, sebagai romusha ( pekerja paksa ) yang dibawa dari pulau Jawa ke negeri Jepang dan beliau sama sekali belum pernah bertemu dengan mbah mangun karena beliau meninggal di negri Jepang. Alhamdulillah Allah SWT memberi kemudahan dalam proses ruqyah kami ini. Sampai sekarang silahturahmi antara beliau dan kami masih terjalin bahkan orang orang yang datang meminta pertolongan kepada beliau, beliau arahkan ke kami untuk di ruqyah, terakhir beliau meminta kami mengambil jimat yang tertanam 1 m di depan orang yang terkena sihir dan dengan ijin Allah SWT berhasil menghancurkannya.