Ruqyah Jin Jawara Di Cirebon
katanya bapak almarhum pasien ini adalah seorang Jawara di kota Cirebon, namun Jawara ini tidak lain juga menimba ilmu sejenis yang bersekutu dengan para Jin dan iblis. Dengan bantuan para jin dan iblis ini segala kekuatan yang diimpikan diraih (padahal semua itu hanya fatamorgana).
Hingga akhirnya pasien ini merasa ada yang aneh dengan dirinya, badannya kurus dan susah tidur jika malam, selalu tidur larut malam, emosi tidak tertahankan, ibadah menjadi berat dan malas-malasan. Saya menduga ini terganggu jin nasab (jin yang turum temurun) -wAllahu A’lam.
Keluarga juga menuturkan bahwa dia sering kesurupan, kalau ngamuk-ngamuk 20 orang pun tak mampu menahannya. Beberapa hari kemudian saya segera ke lokasi di depan Taman Buah Mekarsari.
Kemudian setelah mendiagnosis, saya menduga ini bukan sihir lebih karena jin nasab (tanpa maksud memastikan karena hanya Allah yang tahu perkara ghaib). Lalu saya mulailah proses ruqyah. Sebelumnya saya peringatkan agar jin yang ada di tubuhnya atau disekitarnya bertaubat kepada Allah atau pergi ke tempatnya masing-masing, pentingnya memberi peringatan terlebih dahulu dengan mendakwahi jin.
Saya baca ayat-ayat al-Qur’an, hingga satu jam lamanya. Setelah itu saya tanyakan apa yang dirasakan, pasien ini mengaku pundak terasa berat dan punggu terasa panas.
Saya lakukan scanning dari ujung kaki hingga ujung kepada, tidak ada reaksi berarti selain gemetaran dan badannya yang melayang ke kiri dan kekanan. Kemudian saya fokuskan pada kepalanya dan ubun-ubunya.
Saya pegang ubun-ubunnya saya baca surat al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, Ayat Kursin, al-A’raf 54-56, 117-122, Yunus 81-82. Mulailah berekasi hebat, jinnya mulai menguasai tubuh pasien.
Dengan tangan di genggam sambil menggebrak lantai (khas gaya para Jawara), jin bermaksud menggebrak saya beserta kakak pasien yang turut membantu. Pada kondisi seperti ini kita harus tenang, gebrakan dan ancaman jin itu hanya tipu daya belaka, sejatinya tidak ada pengaruhnya sama sekali.
Saya langsung membaca doa “Allahumma inna naj’aluka fi nuhurihim wa na’audzubika min syururihim” seraya meniatkan dan berdoa agar Allah mengikat leher jin ini sekuat-kuatnya.
Jin (yang merasuki pasien) ini tersungkur, namun tangganya mengepal seperti hendak memukul saya. Kemudian saya mebaca surat Yasin ayat 9 seraya berdo’a agar Allah mengunci tangganya, kemudian saya tiupkan ke masing-masing tanganya, Alhamdulillah jin ini terkunci tangganya.
Jin ini sudah dalam kondisi payah dan saya tanya dari mana, apakah kamu kiriman orang atau apa tujuanmu ?, Tanya saya. Namun jin ini tidak mau berbicara (ini khas jin nasab yang tidak mau berbicara).
Saya berdo’a agar Allah membuat jin ini mau berbicara, akhirnya jin ini dengan payah menjawab: “Tercekik”, iya jin ini tercekik oleh tali ghaib (yang hanya Allah yang tahu seperti apa tali itu). Kemudian saya berdo’a agar Allah mampukan jin ini berbicara walau tercekik kuat.
Akhirnya jin ini menjawab dengan susah payah: “Dari kakek”, iya dari sini kemungkinan besar jin ini jin nasab dari kakeknya. Padahal sebelum diruqyah pasien ini sering mendatangi orang-orang pintar, dan setiap orang pintar berbeda-beda menuturkan, ada yang bilang diikuti leluhur, ada yang bilang ini santet dari mantan suami istrinya, dll. Pasein ini mengaku percaya gak percaya, tapi saya tekankan apupun penuturan “dukun” itu tidak boleh dipercaya wajib diingkari.
Kemudian saya mengajak jin ini kepada Islam, jin ini menolak, saya minta keluar juga menolak, kakak pasien nampak mulai emosi terhadap jin ini, saya ingatkan agar sabar jangan terpedaya oleh jin kafir ini.
Saya memohon kepada Allah agar Allah nampakan keindahan Islam kepada jin ini seraya saya membaca surat Ali-Imran ayat 18 berulang-ulang, kemudian saya tanya apa yang dia lihat, jin itu menjawab “keindahan”.
Kemudian jika dia memilih kafir saya berdo’a kepada Allah agar Allah perlihatkan ancaman bagi orang-orang kafir seraya membaca surat al-Bayyinah dan Al-Qora’ah, jin ini mengaku takut dan ngeri.
Kemudian saya tanya mau berislam ? Jin itu bilang mau, saat saya bimbing syahadat, “Ashyadu”, jin itu hanya bisa mengucapkan sampai “Asyha”, berulang-ulang jin itu nampak tidak bisa atau tidak mau bersyahadat.
Saya tanya lagi mau berislam atau tidak ? Kemudian saya dakwahi dan jelaskan esensi Tauhid dan Berislam. Jin itu memilih tidak ingin berislam. Oleh karena itu saya bilang hukumnya perang, karena tidak mau berislam dan tidak mau keluar.
Saya tanya “apakah kamu (wahai jin) berani berperang dengan Allah ? Allah memiliki banyak tentara di langit dan di bumi”. JIn itu berisyarat tidak berani. Saya tanya apakah kamu takut kepada Allah jin itu berisyarat takut.
Akan tetapi dia tetap memilih kekafirannya, tidaklah heran jin ini mengakui KeAgungan Allah dan takut kepada Allah tapi tidak mau beriman, dahulu Raja Romawi Heraclius pun mengakui kenabian Nabi Muhammad Shalallhu Alaihi Wassalam, namun enggan beriman kepada Nabi karena lebih memilih kekuasaannya, padahal raja itu 100% yakin akan Kerasulan dan Kenabian Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Ini juga bukti bahwa semua makhluk itu mengakui keTauhidan Allah dalam hal Rububiyah, semua makhlu berTauhid Rububiyah. Namun jin ini mengingkari Tauhid Uluhiyah Allah.
Kemudian karena ini hukumnya sudah perang, saya berdo’a dan menyerahkan kepada Allah sambil berdo’a agar ikatannya terus kuat mencekik jin ini. Dan terus membaca ayat-ayat dan do’a-do’a. Akhirnya pasien ini pingsan, lalu saya sadarkan segera.
Saya menasihati diri saya khususnya dan pasien berserta keluarga agar membiasakan kebiasaan baik, biasakan berdo’a di setiap aktifitas agar pertolongan Allah itu dekat dan jin tidak menyukai kebiasaan baik apalagi jin kafir.
Metode meruqyah jin kafir sombong dan nakal:
Dakwahi dahulu itu lebih utama
Mohonkan Agar Allah memberi hidayah kepadanya (dakwah dengan rahmat)
Sabar dalam mendakwahinya meski jin ini mencela dan menghina
Jika jin menolak Islam dan menolak untuk keluar maka perangilah dengan do’a-do’a
Mohon kepada Allah kekuatan dan meminta kepada Allah agar jin dilemahkan
Do’a kepada Allah agar jin itu terikat
Boleh dibaca ayat-ayat ini berulang-ulang : QS. Al-Mukminin: 26, Al-ankabut: 30, Al-Baqarah: 286. serta do’a dari hadits Nabi di Bawah ini
اللهم أنت عضدي وأنت نصيري بك أجول وبك أصول وبك أقاتل
(HR Abu Dawud)